Selasa, 04 Maret 2014

Inokulasi Bakteri

Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok massa sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum, dengan menginokulasi medium agar nutrien (nutrien agar) dengan metode agar tuang atau media agar sebar, sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18 sampai 24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme (Pelczar dan Chan, 2007).

Suatu jenis koloni mikroba yang terpisah dari koloni campurannya akan lebih mudah  untuk diamati. Selain itu teknik untuk memisahkan dan mendapatkan koloni tunggal serta pemeliharannya terdapat beberapa jenis. Teknik-teknik tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan jumlah bakteri yang terdapat pada bahan pemeriksaan. Cara yang paling sering digunakan adalah cara penghitungan koloni pada lempeng pembiakan (plate count) atau juga  dapat dilakukan penghitungan langsung secara mikroskopis  (Burrows, 2004).

            Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam mengendalikan mikroba. Berikut ini faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba, suplai energi, suhu/temperatur, keasaman atau kebasaan (ph), ketersediaan oksigen (Suriawiria, 2005).Inokulasi atau penanaman bakteri adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar tetap steril, hal ini agar menghindari  terjadinya kontaminasi. Pernyataan tersebut dikemukakan Dwijoseputro (1998).



Ada beberapa teknik / metode dalam proses inokulasai yaitu:a. Metode gores, metode ini lebih menguntungkan jika dilihat dari sudut ekonomi dan waktu tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yan di peroleh dengan latihan.

b.Metode tebar, Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik.

c.Metode tuang, metode ini bekerja dengan cara menuangkan inokulum dan media pada cawan petri secara bersamaan.

d.Metode tusuk, Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media.

Sedangkan, dalam praktikum yang praktikan lakukan  menggunakan metode pour plat, dan satu penginokulasian menggunakan metode streak plat pada, yaitu pada media PDA.

Dasar mkanan yang paling baik bagi pemiaraan bakteri adalah medium yang mengandung zat-zat organik (Dwidjoseputro,1990). Media yang digunakan dalam praktikum inokulasi ini adalah media NA(Nutrient Agar), Media PDA(Potato Dextrose Agar),  Media TEA(Tauge Estrak Agar), dan Media TRS (de Man’s Rugosa Stack Agar). Mikroba yang terbentuk adalah bakteri, jamur, bakteri asam laktat, dan yeast. Pembentukan fungi (jamur) bisa juga menggunakan media BLA (Banana Leaf Agar) digunakan untuk perbanyakan dan memacu pembentukan struktur reproduksi atau morfologinya (Wilarso. dkk, 2010). Kandungan yang terdapat pada media NA adalah : beef extract 3 gram,Tryptone 5 gram, agar 15 gram, akuades 1000 ml. Pada media PDA terdiri dari kentang 200 gram, glukosa 10 gram, agar 15 gram, dan aquades 1000 ml. Pada media TEA terdiri dari tauge 200 gram, glukosa 10 gram, agar 15 gram, larutan akuades 1000 ml. Pada media MRS terdiri dari bahan-bahan khusus dan merupakan media khusus tumbuhnya hanya bakteri asam laktat saja. Bahan-bahan yang terdapat pada media  tersebut mengandung  Carbon (C), Hydrogen(H), Oksigen(O) dan Nitrogen(N). Ada beberapa bahan pada media tersebut yang dapat digantikan dengan bahan lain asalkan memiliki fungsi yang yang sama, seperti glucose bisa digantikan dengan Dextros karena sama-sama berfungsi sebagai Carbon.

 Pada media NA seharusnya tumbuh bakteri, pada media PDA dan TEA tumbuh jamur dan pada media MRS tumbuh bakteri asam laktat. Sedangkan, pada praktikum yang dilakukan pada media NA tumbuh bakteri dan yeast, pada media PDA tumbuh bakteri dan yeast, pada media MRS tumbuh bakteri, jamur, dan yeast. Terdapat kesalahan pada praktikum yang praktikan lakukan karena hasil tidak sesuai dengan apa yang seharusnya, itu dikarenakan telah terkontaminasinya media ketika proses inokulasi, bisa jadi terkontaminasi oleh udara. Bentuk bakteri bulat mengkilat, bentuk yeast tak beraturan berwarna samar-samar atau memudar dan pada jamur terdapat serabut. Pernyataan tersebut digunakan untuk membedakan jenis mikroba yang tumbuh pada media (Suriawira,1983).

Untuk melakukan penginokulasian dilakukan pengenceran dari produk hasil ternak yaitu daging sapi, menurut Susilowati (2011), pengenceran dihitung sebagai pengenceran 10 min1, selanjutnya dilakukan dengan melarutkan 1ml larutan hasil pengenceran 10min1 dengan 9ml laretan garam fisiologis dan dihitung sebagai pengenceran 10 min2 . Metode pengenceran tersebut sama dengan yang telah dilakukan dalam praktikum kali ini hanya saja pada praktikum kali ini praktikan membuat pengenceran sampai 10 min3dan menggunakan aquades yang telah  di swab dengan daging.

Pada hakekatnnya bakteri tumbuh karena factor lingkungan yaitu: kelembabannya, ada tidaknya udara, pH lingkungan,tekana osmotic suhu, kandungan bahan makanan, dan kandungan bahan-bahan yang merusak. Sedangkan pada jamur tumbuh karena tingkat kelembaban udara tinggi, ada senyawa karbon dan nitrogen, ada oksigen, dan suhu lingkungan sedang  (20-40 derajat C). Yeast atau ragi criteria tumbuhnya hamper sama dengan bakteri.

Inokulum yang kami gunakan adalah bakteri yang diambil dari daging dengan metode pencairan. Media sreak plate diberi ekstak 10 min3 dan menghasilkan jumlah bkteri 33.000 dan jumlah yeast 3000, pada media MRS diberi ekstrak 10 min2 dengan tekhnik pour plate menghasilkan jumlah bakteri 3200, jamur sebanyak 200 dan jumlah yeast 200, pada media PDA diberi ekstrak 10 min3 dengan tekhnik poure plate menghasilkan jumlah bakteri 17000 dan yeast sebanyak 7000, dan pada media NA juga menggunakan tekhnik pourplate dengan diberi ekstrak 10 min2 menghasilkan jumlah bakteri 2100 dan yeast sebanyak 1000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar