Sabtu, 26 Oktober 2013

Merangkai Mimpi



Terkadang kita menyusun dan merangkai mimpi untuk meraih sebuah visi, harus dengan menggunakan pensil, karena pasti ada beberapa bagian yang tidak perlu, atau mungkin akan ada beberapa bagian yang  dirubah :)
Merangkai mimpi. Itu butuh kesabaran dan keberanian, tapi semua orang pasti bisa. Kadar impian setiap orang berbeda beda, berbeda-beda pula lah hasilnya, dan berbeda juga kebahagiaan setiap orang. Oleh sebab itu, prosesnya juga berbeda. Mimpi, cita-cita, dan angan, perlu dirangkai dalam bentuk yang lebih realistis.
Merangkai mimpi pada umumnya merupakan hal yang berbeda-beda bagi setiap orang, namun secara garis besar dibagi menjadi dua: mimpi yang sederhana dan mimpi yang besar. Kedua miimpi tersebut dapat dianalogikan bagai bunga dan pohon jati. Kenapa?
Simak percakapan berikut.
Anak : aku nyoba resep bakpao dari Mama :D
Ayah : waah.. gagal ya? :D hehehe.. mau jadi tukang bakpao?
Anak : ayah, aku bingung menentukan  visi, aku bingung merangkai cita2, aku mau di bidang pangan, tapi... aku belum menemukan jati diri.
Ayah : (sang ayah tak mau anaknya salah menangkap, jadi lebih memilih untuk melanjutkan bercanda) Lebih enak merangkai bunga daripada merangkai pohon jati =)
(punya makna terselubung: pohon jatii untuk impian yg sulit dan besar; bunga untuk impian sederhana yang umum).
Anak : (mengerti maksud sang Ayah) tapi yah, merangkai pohon jati ada kebanggaan tersendiri. Pohon jati memang besar, tapi ia lebih tinggi, lebih kokoh, lebih bermanfaat untuk orang banyak, dan pohon jati juga berbunga :)
Sang ayah belum menjawabnya, hanya tersenyum saja. Itu karena ia tak ingin anaknya jadi korban pemaksaan orang tua. Bahkan mungkiin ia bangga, karena anaknya lebih berani untuk mimpinya, da nada motivasi dari dirinya sendiri..
Jadi yang terpenting, tentukan visi kalian setinggi yang bisa kalian capai, rangkai semuanya jadi sebuah pohon jati, atau bunga yang indah :)
Selamat untuk adik2 yang telah lebih dahulu menggukir rencana untuk meraih cita2nya :)

Rabu, 23 Oktober 2013

My Passion : Do It by Money or Hobby?



"Sempat beberapa hari fikiranku terganggu, sepertinya ada yang mengganjal. Ya, aku merasa hingga saat ini belum menemukan potensi diri, belum memfokuskan pada kegiatan apa yang aku sukai, lalu menjalankannya dengan senang hati. Selama ini aku banyak have fun bersama teman2 lainnya. Yaah.. istilahnya, blm ada jati diri mungkin.
Semakin lama aku sering berfikir, sepertinya teman2 banyak yang sibuk, mereka focus pada apa yang mereka senangi. Passion. Itu yang dibutuhkan setiap orang untuk meningkatkan optimisme dan gairah hidup (#guayaaa)."

itulah mungkin sekian dari banyak kalimat atau prasangka yang terlintas pada sebagian besar orang. Well, we'll talk about passion, one of many ways to solve GALAU.
Passion bisa dikatakan sebagai suatu keinginan kuat dari dalam diri kita untuk menjalankan suatu hal tanpa hambatan apapun. Tanpa hambatan? Kok bisa? Nah ini.. tanpa hambatan disini adalah motivasi dari diri kita sendiri. Apapun rintangan yang menghalangi passion kita tersebut (materi, fisik, dll) tidak akan mampu merobohkan kekuatan kita untuk menjalankan passion tersebut karena kita melakukannya dengan senang hati, ada kepuasan tersendiri dan kita merasa, itulah bakat kita. Sehingga apapun yang menghalangi tidak akan memberatkan. Intinya, passion bisa juga dibilang sebagai suatu parameter tujuan hidup atau keinginan kita untuk suatu hal yang produktif di masa yang akan datang, yang bias berlandaskan atas uang atau hanya sekedar hobby. Let’s act for passion!
Ada yang bilang, uang adalah segala-galanya. Bisa jadi benar, tapi hanya untuk urusan dunia ya..
Mungkin ada sebagian orang menjalankan passion mereka dengan “hobby oriented”, dan ada sebagian yang menjalankannya dengan “money oriented”. Kedua orientasi tersebut secara tidak langsung memang memotivasi seseorang untuk menjalankan passionnya. Tapi hanya salah satunya lah yang memang akan benar-benar memotivasi kita to do our passion. Yang mana?
We know that in our life we should not only have fun, right ? Have fun banyak kaitannya, bahkan sangat ketergantungan sekali, terhadap suatu kebutuhan hidup yang sudah beberapa abad menjadi pemicu kemajuan peradaban, yaitu uang. Sebenarnya, kalau kita bias lebih focus dan ‘fun’ terhadap apa yang kita kerjakan untuk passion kita, dalam hal ini, kita menjalankannya dengan suka cita, otomatis akan terasa sangat ringan. Hal yang terasa sangat ringan itulah yang bahkan memicu datangnya kebahagiaan yang melebihi kebahagiaan mendapatkan uang, bisa jadi.
Melakukan sesuatu yang kita senangi akan lebih menyenangkan dengan tanpa beban. Jika kita berorientasi pada uang, belum tentu hati kita senang melakukan jalan passion kita tersebut. Mungkin ada beberapa orang yang dengan sangat senang hati menjalankan passionnya dengan tujuan uang, bahkan tanpa beban. Tapi lihat saja, lama kelamaan akan merasa bosan dan jenuh. Itu persepsi saya saja, karena sesungguhnya kebahagiaan itu tidak hanya berasal dari uang. (AE)

Studi Tentang Biofilm, Paling Banyak Diminati dan Lebih Efisien




Something blink doesn't always mean a great thing ;)
Studi tentang biofilm dalam pengolahan limbah cair telah banyak diincar dan terus menerus dikembangkan oleh pada peneliti, utamanya dalam proses pengolahan limbah. Pengolahan limbah sangat perlu dilakukan, mengingat semakin berkembangnya industry maka semakin banyak pula limbah yang dihasilkan. Pertambahan jumlah penduduk juga mempengaruhi kualitas lingkungan sebab berpengaruh pada hasil buangan limbah domestic. Limbah terutama limbah cair sangat mempengaruhi kualitas perairan yang biasanya digunakan bagi keperluan makhluk hidup. Pengolahan / treatment limbah cair sebelum dibuang ke perairan sangat perlu dilakukan control dan pengembangan untuk didapatkan kualitas air yang sesuai standard. Standard kualitas air tersebut telah ditetapkan oleh pemerintah baik secara teknis maupun non teknis. Pengolahan limbah cair wajib dimiliki oleh setiap industry. Terdapan tiga macam pengolahan limbah cair secara umum yaitu secara kimiawi, secara fisika dan secara biologis. Diantara ketiga jenis pengolahan tersebut, pengolahan secara biologis membawa dampak positif yang lebih besar karena output yang dihasilkan tidak banyak mengandung bahan kimia seperti pada pengolahan secara kimiawi dan lebih efektif dari pada pengolahan secara fisika.
Salah satu pengolahan limbah cair secara biologis yaitu dengan menggunakan biofilm. Biofilm merupakan proses pengolahan limbah cair menggunakan mikroorganisme yang dibiakan pada suatu media untuk mikroorganisme tersebut melekat dan tumbuh pada permukaan film media, sering juga proses ini disebut dengan proses film mikrobiologis.
Prinsipnya, mikroorganisme yang dikembangbiakkan tersebut akan mendegradasi bahan organic pada air limbah seperti TSS, BOD dan COD yang kemudian akan diurai dengan bantuan aerasi dan diendapkan. Mikroorganisme tersebut menguraikan bahan organic dengan bantuan aerasi dan hidup dari nutrisi yang berasal dari bahan organic dalam air limbah. Biasanya, untuk menambah nutrisi yang kurang bagi mikroorganisme, ditambahkan pupuk NPK sebagai nutrisi.
Terdapat berbagai jenis media yang dapat digunakan untuk penembangbiakan mikroorganisme. Salah satunya yaitu dengan menggunakan pipa paralon yang dibentuk seperti sarang lebah sebagai media melekatnya mikroba.
Ada banyak studi yang dilakukan terhadap perkembangan metode biofilm ini sebab, metode biofilm lebih efektif dan efisien untuk pengolahan air limbah dan terdapat banyak penelitian untuk mengembangkan biofilm yang dapat dikategorikan sebagai ilmu mikrobiologi. Sehingga, studi tentang biofilm ini menjadi salah satu trend dalam ilmu mikrobiologi. (AE)

Rabu, 09 Oktober 2013

Pelajaran yang Berharga, Bukan Sekadar Moment :)



Beberapa minggu yang lalu, 24 September 2013, hari Selasa. Aku tak menyangka semua ini akan terjadi. . sorry ya putih, rada bikin kamu penasaran. Hehehe.
07.00
Pagi itu aku sudah bersiap-siap akan ikut kuliah tamu di Gedung widyaloka Universitas Brawijaya, walaupun sebetulnya, posisiku disini adalah sebagai “panitia dadakan”, tugas saya disini adalah (gaya lo la..la..) sebagai panitia dibelakang layar :D #bangga (karena ada yg di depan layar). Yap. Beberapa hari sebelumnya, aku sempat ikut membantu mengurus anggaran dana dan merancang susunan acara kuliah tamu yang tema kuliahnya hampir mirip seperti tahun kemarin: Waste Water Treatment Management. Namun bedanya, tahun ini ada kata “Management”-nya. Aku dan beberapa temanku, ikut sibuk, atau sok sibuk kali ya, membantu Bapak dan Ibu dosen kesayangan kami { } huhu..
Acara dimulai pukul 08.00 tapi aku dan beberapa temanku sebagai panitia dadakan itu (Muja, Reza, Yus, Ikhsan, Raras, dan Farah) sudah standby pada bidang kami masing-masing. Kuliah tamu akan diisi oleh Bapak Profesor pembimbing dosen kami tercinta, Bu Evi, yaitu Bapak Professor Dr. Eng., Tsuyoshi Imai dari Yamaguchi University, Japan. Walaupun ini kuliah tamu, tapi aku tidak merasa sangat gugup, entah kenapa, padahal disini posisiku adalah sebagai panitia dadakan dan bahkan ada beberapa trouble yang tidak bias diatasi.
Kuliah tamu berjalan lancar, hingga break ishoma dan akan dilanjutkan kembali pukul 13.00. entah kenapa, perasaanku kacau balau siang itu. Benar saja, aku ternyata diamanahkan untuk masalah konsumsi, dan tidak ada penegasan, makanya tidak respect :( , dan buruknya, sempat ditegur Pak Angga :( hadeh.. ya sudahlah..
15.30
Kuliah tamu usai. Aku dan beberapa teman sukarelawan membantu finishing di Gedung Widyaloka. Sorenya, aku ikut latihan perkusi bareng teman-teman yang kreatif dan cerdas, terutama cerdas diluar akademik :) . tapi dari situlah sesuatu yang, bisa dikatakan surprise, terjadi.. Muja mengirim pesan singkat padaku, isinya tentang ajakan para dosen (pastinya ada Pak Angga) untuk dinner together with chosen student, especially with Mr. Imai. Wow. Ini kesempatan yang tak boleh terlewatkan ! :D . roger that. I was invited, and I agreed. Tapi, ada satu hal yang mengetuk pintu hatiku. Reza, yang kukira akan dengan semangat menerima ajakan itu, malah ternyata menolaknya karena sesuatu hal yang sederhana tapi bermakna: ada janji dengan his beloved, Rizki :). A good choice, with a good reason. Ternyata secara langsung temanku yang kocak satu itu mengajarkan pada kami (yang menerima ajakan itu: Muja, Raras dan aku)bahwa janji yang terdahulu harus lebih prioritas daripada undangan sebesar apapun. Great friend :). Jadi pada malam itu, hanya aku, Muja dan Raras yang fix akan datang memenuhi undangan, walaupun sebenarnya, kami bertiga ada jadwal kuliah K3 dan Ergonomika malam itu oleh Dokter Jack dari Fakultas Kedokteran, dosen favorit bagi beberapa anak rajin yang selalu duduk di depan pada saat kelasnya berlangsung :D

19.00
At Ocean Restaurant. A simple restaurant with good enough view. My friends and I helped my lecturer, Mr. Yusuf Hendrawan, to prepare and booked the place. Dag dig dug juga rasanya, baru pertama kali ini aku dinner bareng orang Jepang, professor lagi :D, wah bakalan dapet byk wawasan nih #ngarep. Tapi sebenarnya lebih dari itu, Pak Yusuf berharap kita dapat LOA (Letter of Acceptance) agar mudah mendapat beasiswa kesana.
Pak yusuf memang orang yang cerdas, benar-benar cerdas. Saya bangga pernah diajar oleh beliau. Tidak hanya kecerdasannya dari sisi akademik, tapi beliau cerdas dalam bagaimana menjamu dan berkomunikasi dengan seorang professor secara social, terlepas dari akademik. Bapak lulusan Ph.D dengan kemahirannya dibidang robotic dan menggambar teknik ini membuka pembicaraan dengan menceritakan keindahan kuliner Indonesia. Fresh fish, tongkol, crabs, bahkan ikan tuna yang diproduksi Indonesia dengan permintaan terbanyak di Jepang (ini favorit gue) :D . kita berusaha mencairkan suasana. Professor Imai cukup senang juga dengan beberapa guyonan Bapak Yusuf yang simple and fun. Lalu terbukalah pembicaraan menuju kata scholarship. That’s the keyword. But something unpredictable happened! When I asked something about: how can I learn in a laboratory in Japan, I mean, can I study in your laboratory? I mean, in our department there’s no complete laboratory like in Japan. (ini kesalahanku, menyebutkan salah satu keburukan dengan blak-blakan dan bahkan keburukanku sendiri terungkap :( , blak-blakan ). But incredible answer from Professor Imai came. He said that why should you borrow other and abroad laboratory if in another university in our country has also great laboratory? Jleb. Jleb. Jleb. Intinya, disini aku seperti tidak percaya dengan negaraku sendiri. Aku sedih, aku menyesal, dan ternyata paradigm dan pandangan berpikirku buruk, buruk sekali.. tidak seperti Muja dan Raras.. Lalu Professor Imai menasihati kami untuk lebih bangga pada diri sendiri dan terutama, bangga pada Negara sendiri. Mungkin itu salah satu alas an kenapa kuliner Indonesia dan budaya, bahkan keindahan alamnya dicintai oleh Indonesia. Aku malu. Aku malu sudah mengajukan pertanyaan seperti itu. Aku malu sudah mengajukan pertanyaan yang bukan merupakan pertanyaan mahasiswa sewajarnya. Ini pertanyaan anak manja yang banyak nuntut :(
Tapi dari situ aku belajar banyak. Thank you very much sensei. Satu pertanyaan tak terlupakan dari Professor: what’s the main different between engineer and scientist?. Lalu satu jawaban tak terlupakan dari Pak Yusuf Hendrawan: An engineer produce money, but a scientist need money a lot. Jadi kupikir, Indonesia lebih butuh engineer daripada scientist dan benar kata sensei, kenapa tidak aku pelajari saja di laboratorium universitas lain di Indonesia yang tidak kalah bagus dari pada Yamaguchi University? Harusnya kusadari itu sebelum bertanya.. bahkan Profesor mengingatkan: belum tentu ilmu yang kamu ambil dari Jepang akan lebih baik jika diterapkan di Indonesia, siapa tahu Indonesia tidak akan cocok dengan kondisi yang berbeda dengan Jepang, baik dari segi cuaca, iklim, topografi, atau tanahnya. That’s it. Thank you very much sensei. You were not only give us something more in academy, but you made us, especially me, to be proud of my country, and you gave us more motivation. Jadi dari sana saya mengerti, ternyata itulah sebabnya Jepang tetap menonjol kepribadian bangsa nya, tetap mempertahankan adatnya, walau di tengah era modernisasi. Mereka percaya diri dapat membangun Negara mereka dengan kemampuan mereka sendiri, dan kepribadian bangsa mereka tetap menonjol walau berada di luasnya modernisasi. Hebat ya? That’s the reason. Thank you God, Alhamdulillah :)
21.00
Sejak saat itu, aku tidak terlalu ambisius mengejar ilmu atau gelar di luar negeri kalau memang ingin lebih efektif memajukan Negara sendiri. Ya begitulah. Kalaupun keluar negeri, aku akan mempelajari adat budaya mereka :) . Professor memberi kami kartu nama beliau, mungkin ini suatu tanda bahwa kita bisa berkomunikasi lebih dengan beliau, dan mudah-mudahan, beliau senang dengan jamuan kami, bisa jadi juga, ini tanda persahabatan #ngayal. Hahaha.  Arigatou :)
Oh, once again. Today, 24 September, is my best friend birthday, Mel Seftria Damai Bulan. :)
Sebetulnya, aku mau nge-post ini beberapa minggu yg lalu, tapi nasibnya selalu tersimpan di folder data (D:) dalam bentuk word, hahaha..
tererengkyu putih :) and, Alhamdulillah.. :)